Saya tidak bisa membayangkan kondisi Jakarta, bahkan Indonesia

Saya tidak bisa membayangkan kondisi Jakarta, bahkan Indonesia

Saya tidak bisa membayangkan kondisi Jakarta, bahkan Indonesia, jika semangat umat Islam menyambut 212 seperti broadcast yang telah beredar sebagaimana berikut ini:

*KAMI ADALAH ANAK CUCU IKRIMAH BIN ABU JAHAL*

*Kepada presiden republik Indonesia*

*Kepada Kapolri bapak Tito Karnavian*

*Kepada Panglima TNI bapak Jenderal Gatot Nurmantyo*

*Dan kepada semua yang diamanahi kepemimpinan di Negeri Indonesia ini*

Ketahuilah ....
Kalian bisa melarang semua perusahaan bus, travel dan angkutan massal lainnya agar tidak mengangkut kami berjihad membela agama kami.

Kalian bisa meneror dan mengancam para sopir dan kernet agar tidak mengantarkan kami memenuhi seruan ulama kami

Kalian bisa menakut-nakuti semua ketua RT, RW dan Lurah agar melarang warganya berangkat menjawab seruan jihad yang mulia ini

Namun ketahuilah, kami adalah anak cucu Ikrimah bin Abu Jahal pahlawan pemberani sepupu Nabi shollallohu alaihi wasallam. Yang berjalan kaki dari Madinah ke Yarmuk, perjalanan sejauh 1200 kilometer di bawah terik matahari padang pasir. Ia tetap teguh melangkah walaupun Khalid bin Walid keberatan, *_"Jangan kau lakukan ini wahai Ikrimah karena jika engkau celaka, itu adalah musibah bagi umat Islam”._* kata Panglima Khalid bin Walid khawatir.

*_"Biarkan aku berjalan wahai Khalid..!!! Sesungguhnya, engkau lebih dahulu masuk Islam, dan bersama-sama dengan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam. Aku tidak mungkin menandingi amal dan pengorbananmu untuk Islam. Maka biarkan aku berjalan agar kedua kakiku menjadi saksi kelak di hadapan Allah”,_* jawab Ikrimah.

Di Yarmuk Ikrimah bertempur dengan sangat dahsyat, ia terbunuh syahid, dan pada diri Ikrimah terdapat tujuh puluh lebih tikaman, pukulan dan anak panah.

Demi Allah ....!!!!
Kami akan datang memenuhi panggilan Rabb kami walaupun harus berkonvoi dengan motor-motor butut kami

Kami akan penuhi panggilan jihad ini walaupun harus menggunakan truk-truk pengangkut pasir

Kami akan datang Jakarta, walau harus menyewa angkot atau berdesak-desakan di kereta ekonomi

Kami takkan rela penista agama kami bebas berkeliaran dilindungi para penguasa durjana.

*Karena kami adalah penerus Khalid bin Walid*
*Karena kami adalah anak cucu Ikrimah bin Abu Jahal.*

مَا كَانَ لأهْلِ الْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُمْ مِنَ الأعْرَابِ أَنْ يَتَخَلَّفُوا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ وَلا يَرْغَبُوا بِأَنْفُسِهِمْ عَنْ نَفْسِهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ لا يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌ وَلا نَصَبٌ وَلا مَخْمَصَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلا يَطَئُونَ مَوْطِئًا يَغِيظُ الْكُفَّارَ وَلا يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّ نَيْلا إِلا كُتِبَ لَهُمْ بِهِ عَمَلٌ صَالِحٌ إِنَّ اللَّهَ لا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ (١٢٠) وَلا يُنْفِقُونَ نَفَقَةً صَغِيرَةً وَلا كَبِيرَةً وَلا يَقْطَعُونَ وَادِيًا إِلا كُتِبَ لَهُمْ لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

_"Tidak pantas bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badui yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan tidak pantas (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada (mencintai) diri rasul. *Yang demikian itu karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan di jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, kecuali (semua) itu akan dituliskan bagi mereka sebagai suatu amal kebajikan. Sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. Dan tidaklah mereka memberikan infak baik yang kecil maupun yang besar dan tidak (pula) melintasi suatu lembah (berjihad), kecuali akan dituliskan bagi mereka (sebagai amal kebajikan), untuk diberi balasan oleh Allah (dengan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan"*_ *(QS At Taubah 120 -121)*

*Ya, tidak lah pantas mengaku muslim namun saat Islam dihina, Al Qur'an dihujat, ulama dilecehkan kita hanya diam saja.*

_"Labbayk ya Allah"_ : Kami penuhi panggilan-Mu ya Allah

Marilah wahai mujahidin, kita sambut seruan _Jihadul Kalimah_ (jihad dengan lisan dan nasehat) ini, semoga setiap tetes keringat, setiap dahaga dan kehausan, setiap lelah dan penat ditulis Allah sebagai sebuah pengorbanan serta penghapus dosa dan kesalahan

*Abu Izzuddin - Bumi Allah 24/11/2016*

Silahkan dishare seluas-luasnya. Fb
LIKE & SHARE

0 Response to "Saya tidak bisa membayangkan kondisi Jakarta, bahkan Indonesia"

Post a Comment